Gesekan Biola Pecah Keheningan Malam  Lampu Merah Duren Sawit

Penulis :

Echa.

Jakarta-Hallo saya Echa. Semua orang memanggilku dengan sebutan cha, aku lahir dilampung, kota dengan sejuta keindahan, kemakmuran serta kerukunan.

Tapi saat ini aku sedang merantau, di kota metropolitan DKI Jakarta
Merubah nasib, bekerja di tanah rantau.
Lika liku, ditanah rantau sudah kulalui, dari yang pahit sampai berubah menjadi manis.

Berawal aku mempunyai seorang teman, wanita yang luar biasa, bernama setyorini.Dia mengajakku keliling kota jakarta, dia bercerita tentang kehidupan dijakarta .

“Dijakarta kalau kita bisa ngimbangin kita gak bakal tersesat arah” Kata Setyorini.

Lalu dia mengajakku berjalan jalan dengan sepeda motor matic nya, untuk keliling jakarta dari sudirman sampai ke Senayan.

Bacaan menarik :  Semenjak 3 Hari Digelar Puluhan Kendaraan Kena Tilang Dalam Operasi Zebra Krakatau 2023 Satlantas Polres Lampung Barat .

Gedung gedung menjulang tinggi beserta lampu kerlap kerlip yang menambah vibes kota metropolitan ini riuh, suara kendaraan berlalu lalang..
Polusi polusi udara bertebaran
Namun ada suatu tempat, yang membuatku merasakan berada di bawah alam tidur
.
“Tempat itu adalah Lampu merah Duren sawit jakarta Timur”

Disitu aku diajak menyapa pengamen di bawah lampu merah, aku tersenyum menyambut sapaan mereka.

Dengan ramah tamah aku berbincang dan berkenalan dengan anak anak pengamen tersebut, bisa disebut juga dengan pengamen jalanan.

Pengamen itu menggunakan biola,
Gesekan biola, yang merdu membuatku jatuh dalam lamunan. Menambah syahdu ditengah riuhnya kota jakarta,
Disinilah, dikota jakarta aku menemukan banyak hal yang baru.

Bacaan menarik :  Dukungan Kuat Pada Kaspudin Nor Sebagai Dewan Pengawas KPK

Dimana kita harus berjuang keras, hidup dikota yang serba elit, dan penuh intrik.
Aku juga banyak belajar dari mereka yang hidup di jalanan hanya untuk bisa mengisi perut yang keroncongan menahan lapar.

Aku memberikan semangat dan motivasi kepada mereka “Nikmati hidup sebagai mana kita hidup, jika kita sudah mati kita tidak akan merasakan kepahitan dan kemanisan di dunia ini, tapi jangan pernah kalian lupakan akan hal kebaikan di dunia, untuk bekal di akhirat nanti
Dengan tersenyum manis, aku menepuk bahu salah satu pengamen jalanan tersebut

Bagikan postingan
Wujudkan Pilkada 2024 Aman dan  Damai, Polres Pesisir Barat Ramah Tamah Bersama Insan Pers.
0
Pekon Batu Kebayan Laksanakan Sosialisasi Kepada 82 Penerima Manfaat BPNT.
0
Musik Tradisional Gamolan Pekhing TP PKK Lambar Warnai Pembukaan MTQ Ke-51 Provinsi Lampung.
0
Polri: Pendaftar Rekrutmen Bakomsus Pangan Hingga Hari Kedua 2.953 Orang
0
Polsek Sawah Besar Lakukan Pengamanan di Posko Mantap Praja KPU Kota Jakarta Pusat
0
Lanal Nias Bersama Forkopimda Nias Selatan Laksanakan Upacara Hari Pahlawan 
0
Peringati Hari Pahlawan, Danlanal Nias Pimpin Upacara Tabur Bunga Diatas Geladak KAL Hinako I-2-19
0
Danlanal TBA Sampaikan Arahan Strategis Melalui Jam Komandan
0
Ketum PWDPI Angkat Bicara Terkait Dugaan Korupsi PT LEB 271 Miliar
0
Dukung Program Presiden Prabowo Subianto Tepat Sasaran, Barisan Relawan Nusantara Raya Akan Lakukan Pengawalan Program Makan Bergizi Gratis
0
Apa yang Tersembunyi di Balik Sempurnanya Kehidupan Rumah Tangga Febby Rastanty Di Wanita Ahli Neraka?
0
Polda Lampung Imbau Warga Waspadai Bisnis Prostitusi Terselubung Berkedok Usaha Kuliner
0
Terimakasih Atas Kunjungannya!!!