LampungBarat- Kemarau panjang yang disertai hempasan angin serta kurangnya pasokan air turut andil memperparah keadaan. Ujungnya, tanaman sayur jenis kol gepeng dan tomat sebagian besar mengalami kebusukan dan rontok. Inilah gambaran mengenaskan para petani sayur di 2 kecamatan Balik Bukit dan Sukau.
Seperti diakui Dedek (40)petani sayur di wilayah Sukamenanti mengaku cemas terhadap ulat daun serta kutu daun yang menyerang tanaman sayur jenis kubis atau kol gepeng miliknya.
“Sebenarnya sejak penyakit mulai menyerang tanaman kol saya sendiri sudah mengantisipasi dengan menyemprotkan pestisida namun efeknya tidak begitu terlihat dengan terbukti penyakitnya justru makin berkembang,” kata Dedek Senin (2/10)
Kecemasan bakal terjadinya gagal panen juga dirasakan Rudi(37),petani asal seranggas dirinya menyebutkan tanaman sayur jenis kol gepeng miliknya yang ditanam diatas lahan seperempat hektar bakal ludes demikian juga sayuran jenis sawi. Betapa tidak, dengan modal tidak kurang dari 15 juta terancam tidak pulih apalagi untung.
“Harga sayuran untuk musim kemarau saat ini harganya marambat naik walaupun kwalitasnya kurang bagus dikarenakan kemarau panjang belakangan ini, memang kita sendiri sudah berupaya maksimal akan tetapi faktor musim kemarau yang menjadi penyebab utama,” terang Rudi.
Menurut dia, harga sawi di tingkat petani saat ini, sekitar Rp 2000 per kilogram, sebelumnya bisa berkisar antara Rp 500/kg hingga Rp 800/kg. Kol kualitas terbaik yang biasa dijual Rp 2.700/kg kini mencapai Rp 4000/kg dan Tomat dari Rp 1000/kg menjadi Rp 2.000/kg.
Sementara tengkulak sayur Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Kabupaten Lampung Barat Susilo mengatakan, petani diaerah Liwa khususnya didaerah Seranggas,Pantau,Hanakau dan Haur kuning meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Balik Bukit dan Kecamatan Sukau harus mewaspadai cuaca ekstrim yang mengancam tanaman.
“Cuaca ekstrim berupa angin kencang dapat merusak tanaman dengan mudah, semua kejadian alam tidak bisa dicegah akan tetapi petani sayur dapat menanggulangi dengan melakukan perawatan dan pengawasan ketat pada tanaman sayur sehingga dampak cuaca ekstrim, petani dapat secara dini memperbaiki kembali tanamanya,” tegasnya.
Silo panggilan akrabnya menjelaskan, cuaca buruk yang terjadi juga bisa memicu serangan hama pada tanaman sayur, dengan demikian petani saat mulai menemukan ada tanaman sayurnya terserang hama kalau bisa cepat ditangani sesuai prosedurnya.