Jakarta Barat, traznews.com DKI Jakarta Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) DPC Jakarta Barat menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Administrasi Jakarta Barat Endang Istianti, S.Pd., M.E., Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Administrasi Jakarta Barat dan 3 Pilar yaitu Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat, Polres Metro Jakarta Barat dan Kodim 0503 Jakarta Barat guna melaksanakan Deklarasi Pemilu Damai dan Pelatihan Jurnalistik yang bertempat di Ruang Serbaguna Ali Sadikin Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Barat, Jalan Kembangan Raya No. 2 Jakarta Barat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Duta Pena Indonesia (PWDPI) Dra. Magdalena Pikasau. Ia mengatakan,
“Di usia PWDPI yang masih muda butuh saran dan petunjuk dari berbagai pihak. Kami terus berusaha mengasah diri dalam keterampilan jurnalis yang akan melahirkan jurnalis yang bermartabat dan indenpenden,” ujarnya.
Suku Dinas Pariwisata Jakarta Barat mengirimkan Abang None Jakarta Barat yaitu Abang Caesar Lintang K dan None Wanda Nadilah sebagai pembawa acara.
Hadir pula Polres Jakarta Barat yang diwakili oleh IPTU Edi Suriadi, Kodim 0503/JB diwakili oleh Tubagus Hariri, Tokoh Masyarakat Ketua Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) PC Jakarta Barat Franki Hutagaol, S.E, Ketua Divisi Antar Lembaga PD PEWARNA Indonesia Provinsi DKI Jakarta Suwidodo dan Johanes Paulus Bendahara Pewarna PD Provinsi DKI, Ketua PAC Pemuda Batak Bersatu (PBB) Ronal Sihotang, S.H., M.H., Kepala SDN Kedoya Utara 09 Holil, S.Pd, dan dari dunia usaha tidak mau ketinggalan berpartisipasi Rumah Makan Simpang Raya, Daan Mogot menyiapkan makan siang peserta.
Acara Deklarasi tersebut cukup menarik karena nuansa budaya dihadirkan dalam kesempatan tersebut dengan penampilan Tari Lenggang Bekasi oleh adik Wanda Hernita A. dari SMPN 220 Jakarta dan SD Negeri Kedoya Utara 09 Jakarta dengan Tari Bludru Hideng dengan personil penari yang terdiri atas: Suci, Kholifah, Khanza, Aurel, Amira, Myshira, Akila, Khanza, Azhirw dan Vina yang dilatih oleh Kakak Baiduri Indah yang juga merupakan seorang Pengurus dari RPTRA Kedoya Utara dan Wakil Komite di SD Negeri Kedoya Utara 09. Bahkan Pembina Utama dari SD tersebut yaitu Kepala Sekolah Holil, S.Pd.
Pelatihan Jurnalistik diikuti para jurnalis dari berbagai organisasi pers disamping Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), ada juga Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia, Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia), serta Relawan Ambulance Jakarta Barat (RAJB) dengan menghadirkan nara sumber pertama Johan Sopaheluwakan, S.Pd.., C.E.J., C.B.J..
Johan dalam kesempatan tersebut menekankan perbedaan Media Sosial dan Pers,
“Perbedaan media sosial dengan Pers. Media sosial menghasilkan produk informasi sementara Pers menghasilkan berita yang terikat pada etika jurnalistik dan dalam penyajian berita harus dengan memanfaatkan Unsur 5 W 1 H dan berita harus dikonfirmasi dengan para nara sumber serta dengan data yang akurat (A1),” ungkapnya.
Nara sumber kedua adalah Soelisprambodie, S.Th., M.Th. yang biasa disapa Mas Pram yang telah menggeluti dunia pers atau melatih para jurnalis kurang lebih 15 tahun.
Pram memaparkan terkait penulisan berita dengan penampilan power point yang begitu bagusnya sehingga menarik antusias peserta. Ia memaparkan teknik Penulisan Berita sesuai Unsur 5 W 1 H dengan gamblangnya.
Sementara nara sumber ketiga adalah Mustofa Hadi Karya, S.Kom. yang biasa disapa Bang Opan.
Bang Opan merupakan Jurnalis yang meneguhkan dirinya sebagai Aktivis Pers yang bukan saja memanfaatkan kekuatan tulisan dalam mengkritisi kebijakan publik yang tidak berpihak pada rakyat, tetapi juga memanfaatkan corongnya melalui kekuatan orasi.
Dalam pelatihan tersebut ia menyatakan, “Wartawan dalam melaksanakan investigasi harus mempunyai skill tingkat dewa,” tegasnya.
Opan menyampaikan dalam dunia investigasi dikenal istilah peliputan mendalam (indeep) investigasi. Ini dua hal yang berbeda. Bahkan sebagai investigator harus rela menghilangkan jejak dan identitas diri demi keberhasilan tugas dalam melaksanakan misi investigasi.
Suasana dalam tanya-jawab yang seru dan santai namun asyik membuat peserta banyak bertanya tentang dunia jurnalistik dan ivestigasi yang menandakan aktivitas pelatihan jurnalistik/menulis pada akhirnya adalah suatu yang harus terus ditingkatkan kemampuannya.
Pada akhirnya dengan Pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan PWDPI tersebut diungkapkan Ketua Panitia, “Diharapkan para peserta semakin meningkatkan pemahaman terhadap UU Pers No. 40 Tahun 1999 dalam melaksanakan tugas peliputan,” ungkap Muhamad Sanudin selaku Ketua Panitia yang sibuk mengabadikan momen dengan kamera DSLR dan Andriodnya.
Reporter: Johan Sopaheluwakan