Jakarta,traznews.com
Pelantikan badan otonomi BPP HIPMI tax center ketum Akbar Himawan Buchari sekretaris HIPMI tax center Mierza Darsya. Putera
Agar temen – temen HIPMI dari seluruh Indonesia bisa mendapatkan informasi edukasi perpajakan ini hal pertama, yang kedua adalah bagaimana temen – temen HIPMI ini bisa memberikan masukan kepada kementerian keuangan, banyak hal – hal memberikan stimulus buat pengusaha , di sisi lain tidak berkeadilan.
Sebenernya kita ini melanjutkan ya, sebenarnya sudah ada dari jamannya Mas Ajib, dan di periode kedua ini tujuannya adalah mengadvokasi untuk seluruh anggota HIPMI se-Indonesia, misalnya nanti ada permasalahan perpajakan, karena pengusaha muda ngga Semuanya tiba – tiba besar Perusahaannya, mungkin ada UMKM juga belum semuanya mengerti masalah pajak, dan tentunya kita harus mengadvokasi dalam artian kita harus fair antara mewakili teman – teman di HIPMI dan juga harus patuh dan menyesuaikan dalam membayar pajak, ujarnya”Arif Rohman Said putra
Harapannya adalah tex pres show ini meningkat, salah satu upaya seperti apa yang pak Fadil sampaikan adalah, harapan kita gimana kedepan Dirjen Pajak ini jadi sebuah institusi yang sehat yang memang bisa terpisah dari Dirjen keuangan, tetapi sepakat dalam artian memang menjadi badan penerimaan sendiri membuat Dirjen Pajak mempunyai perangkat lebih penerimaan tex pres show lebih meningkat, katanya
Dengan adanya seminar pajak ini ingin mendorong bagaimana peran seluruh Stakeholder untuk meningkatkan optimal penerimaan pajak, jdi saya kira otoritas pajak ini tidak bisa berjalan sendirian maka harus melibatkan minimal legislatif dan juga pengusaha, itu pilar utamanya. Dan jga sya kira konsultan pajak juga di libatkan, kemudian stakeholder untuk penerimaan pajak, kemudian kampus dan Media, itu harus kita rangkul bersama , untuk bagaimana kemudian , kalau kita bedah tex rasio kita msih relatif sangat rendah masih di angka 10,4 % , tentu ini menjadi lampu kuning sebenarnya ketika kita bicara bagaimana sih negara yang ideal, negara berapa sih harusnya tex rasio nya , yang harus nya tex rasio suatu negara agar bisa melakukan pembangunan berkelanjutan itu di angka 15 sampai 16% , artinya ketika kita masih di angka 10 % perlu upaya yang sungguh – sungguh dan bersama – sama agar tex rasio kita betul – betul mencapai titik itu , ujarnya ketum
Dan kita sudah melakukan banyak berbagai kajian dengan pajak in , apa sih yang menjadi wajib pajak yang di persoalkan, pertama soal tarif pajak kemudian soal implikasinya kemudahan dalam memenuhi kewajiban pajak nya dan yang ketiga soal Komunikasinya otoritas pajak atau kantornya menjadi catatan tersendiri.
Dan terakhir kepercayaan masyarakat terhadap pajak kepada pemerintah, ini ada beberapa kasus perpajakan akan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, ini yang menjadi PR bagaimana membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.