Jakarta,traznews.com Indonesia jurnalis.com – Sekelompok massa yang tergabung dalam Aliansi Santri Gus Dur menggelar aksi protes di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta pada Jumat (2/8).
Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU Gus Ipul mundur dari jabatannya, Jumat (2/8/) Pelataran Gedung Nahdlatul ulama Jakarta pusat.
Muhammad Solihin dalam keterangan pers nya pada Aksi Aliansi Santri Gus Dur di Depan Gedung PBNU Jakarta Pusat
Berdasarkan pantauan di lokasi, massa mulai berkumpul sejak pukul 14.30 WIB. Aksi ini berlangsung tanpa mengganggu arus lalu lintas, sehingga Jalan Kramat Raya, Jakarta tetap dapat dilalui kendaraan.
Para peserta aksi membawa berbagai spanduk yang berisi protes dan tuntutan mereka. Salah satu spanduk bertuliskan, “Ketum PBNU jangan jadi agen pemerintah,” serta menunjukkan manuskrip para pendiri Nahdlatul Ulama.
Massa meminta agar Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PBNU segera mundur dan PBNU melaksanakan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Mereka juga menuntut agar PBNU menindak tegas oknum pengurus yang diduga membelokkan sejarah NU.
Selain itu, mereka mendesak PBNU untuk mendukung Pansus Haji yang dilakukan oleh DPR RI guna memperbaiki dan membenahi pelaksanaan ibadah haji di Indonesia, serta menuntut keadilan tanpa diskriminasi atas tindakan semu.
Koordinator aksi Aliansi Santri Gus Dur menggugat Muhammad Solihin menyampaikan, ” Kami dari Aliansi Gusdur menggugat personal Gus Yahya, bukan kepada PBNU secara institusi kelembagaan, yang paling mendasar kami di sini bukan demo tapi silaturahmim, karena kantornya PBNU rumah kami sebagai warga Nahdatul Ulama.” Katanya
” Gus Yahya sebagai Ketum hal ini sebagai Ketum dan pada muktamar di Lampung yang mengkonsolidasi sebagai ideologi perjuangan Gusdur untuk memperbaiki Nahdatul Ulama kedepan, tapi faktanya hari ini kontra produktif, bahkan cenderung melanggar hasil – hasil muktamar” ucapnya
“Dan yang sangat menyakitkan mencampuri urusan orang lain, rumah tangga orang lain, yang katanya tidak berpolitik praktis tapi malah justru hari ini dengan keputusan PBNU membentuk tim investigasi itu adalah offside pelanggaran, dan itu kita ingatkan ” tegasnya
” Ketika mereka melanggar muktamar jadi siapapun yang mengawal menahkodai harus mundur, dan Gus Yahya ini tidak melakukan keadilan dalam konteks kader Nahdatul Ulama ke Israel di pecat, sementara dia sendiri tidak di pecat, harusnya dia memberikan keteladanan tanpa harus di pecat dan harus mundur dengan adanya kader NU ke Israel di pecat, terlepas itu patut atau tidak patut dalam konteks keadilan kalau memang itu pelanggaran dengan tidak mengurangi rasa hormat Gus Yahya juga harus mundur.” tutupnya
Acara di akhiri dengan doa bersama dan sujud syukur dan bubar dengan tertib.**