Strategi Predatory Pricing Oleh Perusahaan Integrator Mematikan Peternak Mandiri memohon keadilan kepada pemangku kebijakan. 

Penulis :

Lucky suryani

JAKARTA ,traznews.com Aksi Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) Memohon keadilan Kepada pemangku kebijakan. Disaat peternak mandiri panen justru harga ayam hidup selalu dirusak oleh para integrator ayam hidup (Life Birds) dengan menjual dibawah Harga Pokok Produksi peternak mandiri. Aksi KPUN di lakukan dengan membagi-bagikan ayam hidup (Life Birds) kepada masyarakat yang melintas di jalan merdeka Selatan.

 

 

Melalui rilis yang di terbitkan Peternak Unggas Nasional (KPUN) Kamis 12 Oktober 2023, “Puluhan tahun peternak ayam mandiri selalu ditindas tanpa dipedulikan nasibnya, diduga perusahaan integrator lakukan Predatory pricing ayam hidup untuk menyingkirkan pesaingnya melalui harga input sapronak (sarana produksi ternak ) yang tinggi dan selalu mengalami kenaikan yang tidak di imbangi dengan harga jual ayam hidup (Life Birds) dikandang, sehingga peternak mandiri selalu mengalami kerugian dalam berproduksi.

 

Peternak mandiri dibiarkan berproduksi dengan biaya produksi yang tinggi, yang seharusnya harga input sapronak bisa lebih murah dikarenakan sudah swasembada ayam pedaging, sewajarnya perusahaan

integrasi vertikal menjual pakan dan DOC nya lebih murah dibanding kompetitornya sebab mereka mendapatkan bahan baku pakan serta kuota Impor GPS lebih banyak daripada kompetitornya mengapa malah sebaliknya menjual lebih mahal dibanding kompetitor mereka.

Bacaan menarik :  Cafe & Resto Ayam Iris Ceely Hadir Pertama Kali Di Depok

 

Kesulitan yang dialami peternak mandiri dan peternak rakyat ini tidak dapat dilepaskan dari langkah kebijakan Kementerian/Lembaga terkait, tidak memiliki orientasi yang jelas dalam melindungi peternak mandiri dan peternak rakyat dan telah diamanatkan dalam UUD 45 Pasal 28G ayat 1 dan Pasal 28H ayat 1 tentang Hak atas perlindungan diri pribadi dan Hak Hidup sejahtera.

 

Tidak memiliki data yang valid mengenai kebutuhan dan konsumsi ( Suply demand ) ayam broiler di Indonesia. Hal ini mengakibatkan supply and demand tidak dapat diproyeksikan secara tepat.

Sehingga, di pasaran ketersediaan ayam selalu berlebihan ( over supply ). Ketiadaan data yang valid ini kemudian digunakan oleh perusahaan-perusahaan integrator untuk menguasai pasar dari hulu ke

hilir yang berdampak secara langsung terhadap operasional dan kehidupan peternak mandiri dan peternak rakyat.

 

Situasi ini Predatory pricing perusahaan integrator menjual ayam hidup kepasar becek/tradisional Rp. 19.000 – 20.000 per kg dibawah biaya pokok produksi

peternak mandiri yaitu Rp. 21.000 – 22.000 per kg (berat ayam hidup 1,6 – 1,8 kg)

mengakibatkan harga jual ayam hidup di pasaran selalu turun dibawah HPP peternak mandiri, dimana input sapronak lebih tinggi daripada harga jual ayam hidup di kandang. Daripada terus menerus merugi

Bacaan menarik :  Pemberian Bansos Oleh Polri di wilayah Jakarta Utara

kami berinisiatif melakukan membagi-bagi ayam hidup (Life Birds) kepada masyarakat sambil kami memohon keadilan kepada pemangku kebijakan.

 

Saat peternak mandiri panen justru harga ayam hidup selalu dirusak oleh para integrator ayam hidup (Life Birds) menjual dibawah Harga Pokok Produksi peternak mandiri sehingga selalu saja peternak mandiri menjadi korban, tetapi anehnya para Feedmill dan breeder justru dapat menciptakan

pelaku baru untuk bermitra dengan iming-iming bahwa berproduksi ayam pedaging menciptakan peluang serta keuntungan luar biasa padahal justru menjerumuskan investor kepada kebangkrutan dan bahkan ada beberapa peternak mandiri yang bunuh diri karena jeratan hutang.

 

Ketua KPUN Alvino Antonio mengatakan, kami merasa di paksa membeli pakan yang tinggi dan di paksa menjual unggas hidup dengan harga murah, karena menurut pemerintah khawatir terjadi inflasi, dan di duga para integrator ayam hidup (Life Birds) menjual dibawah Harga Pokok Produksi peternak ayam mandiri, ujar Alvino pada wartawan ,Kamis (12/10/2023) bundaran Patung kuda Thamrin Jakarta pusat.

 

Alvino juga meminta para integrator tidak menjual ayamnya di pasar becek (pasar tradisional ) yang seharusnya marketnya mereka menjual di pasar lantai dingin (pasar modern), jadi kami meminta kepada pemerintah untuk menstop budidaya Integrator , dan meminta kepada pemerintah yaitu presiden untuk membuat pepres yang berpihak kepada perternak unggas mandiri ” kata Alvino

Bacaan menarik :  Upacara Pembukaan OJT Tamtama Remaja Lanal Simeulue

 

 

“Sejak tahun 2018 dari tutup buku pertahun kami rata – rata mengalami kerugian 2000 rupiah per kilo gram, atau kalau di konversikan 12000 ekor perminggu atau secara akumulasi kalau produksi OCMS nasional 60 juta dan populasi perternak mandiri 20 juta jadi rata – rata kerugian 12 juta ekor perminggu dengan rata – rata berat ayam 1,6 kg jadi kami rugi kurang lebih 18 kita kilo pertahun, tinggal di kalikan saja 2000 kurang lebih kerugian peternak mandiri 2,7 triliun pertahun, ungkapnya

Bagikan postingan
MD KAHMI Lampung Barat Dukung Program Pusat salurkan PMT terhadap masyarakat
0
Pasca Gas Amal Trail Adventure Way Ngison, Panitia Penyelenggara Perbaiki Jalan Yang Rusak.
0
Polda Metro Berhasil Gagalkan Peredaran 207 Kg Sabu Dan 90.000 Butir Ekstasi Jaringan Internasional
0
Pecah Ban Depan, Truck Muatan Bata Nyaris Masuk Jurang Tanjakan Giham.
0
Polsek Duren Sawit Berhasil Ungkap Tiga Kasus Kriminal
0
Jalankan Program Asta Cita, Polres Bandara Soekarno Hatta Bongkar Dua Kasus TPPO
0
Operasi ‘Mantap Praja Jaya 2024’: Polda Metro Jaya Turunkan 180 Personel untuk Kampanye Pilkada
0
Tim Renakta Ditreskrimum Polda Lampung Gulung Jaringan PRostitusi Online di Bandar Lampung
0
Pujakesuma Lambar Silaturahmi Ke Dewan Penasehat Pujakesuma Parosil Mabsus
0
Pafi Desahansisi: Memberikan Vaksin Kesehatan Masyarakat Bagi Desa Hansisi
0
Tinjau Lokasi Bencana Angin Kencang di Sukoharjo Pringsewu, Kapolda Berikan Tali Asih
0
Aloysius Desak Presiden Perintahkan BPN Jabar Batalkan Hak Guna Bangun kepada Anak Perusahaan PT Summarecon
0
Terimakasih Atas Kunjungannya!!!