Jakarta, traznews. Com Gekira Jakarta Utara menggelar Seminar Kebangsaan bertema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Jakarta pada Jumat, 22 November 2024. Acara ini bertujuan menyikapi fenomena radikalisme dan intoleransi yang berkembang selama masa kampanye Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2024. Seminar ini turut mengundang tokoh-tokoh penting, termasuk calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil.
Hadir dalam acara tersebut, selain Ridwan Kamil, adalah Pdt. Marcel Saerang, kader Partai Gerindra Maruarar Sirait, Ketua Gekira Jakarta Dr. Aristo Pariadji, dan David Rahardja, juga dari Gerindra, jumat 22 November 2024 Di Hotel Gading Indah jln pengangsaan Jakarta utara
David Rahardja menyampaikan pandangannya terkait isu yang diangkat dalam seminar tersebut. “Kita lihat bersama antusiasme masyarakat terhadap pasangan Ridwan Kamil dan Ridho. Kami bergabung dalam kegiatan ini untuk menegaskan komitmen terhadap Pancasila dan keberagaman,” ujarnya.
David menegaskan bahwa Ridwan Kamil adalah sosok yang toleran dan isu-isu yang menyebutnya radikal adalah tidak benar. “Ada pihak-pihak yang mencoba menyudutkan Ridwan Kamil dengan isu radikalisme, termasuk dengan menyebut dukungan FPI sebagai indikasi radikal. Itu salah besar. Bergabungnya FPI untuk mendukung Ridwan Kamil justru ingin mengubah stigma lama. FPI kini menunjukkan komitmen terhadap keberagaman dan nilai-nilai Pancasila,” jelasnya.
David juga menjabarkan poin-poin kontrak politik Ridwan Kamil yang dirancang untuk menjamin toleransi di Jakarta. “Ada beberapa poin penting yang kami sampaikan. Pertama, Ridwan Kamil akan menjadi gubernur yang adil untuk semua warga Jakarta, tanpa membedakan suku dan ras. Kedua, ia menjamin kebebasan beragama. Ketiga, mendukung pendirian rumah ibadah untuk semua agama, selain gereja juga Masjid. Keempat, akan tegas dalam menghadapi radikalisme di Jakarta,” tambahnya.
Melalui seminar ini, Gekira Jakarta Utara berharap masyarakat semakin memahami dan mendukung program-program Ridwan Kamil, khususnya terkait keberagaman dan toleransi. Seminar ini juga menjadi upaya untuk meluruskan informasi keliru yang selama ini beredar di masyarakat.