Jakarta, traznews. Com PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) mengadakan Public Expose Insidentil pada hari ini, Rabu (18/12), yang bertujuan untuk memberikan klarifikasi terkait penghentian sementara perdagangan saham perusahaan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Acara ini dipimpin oleh Nany Adriani, yang menjelaskan latar belakang penyelenggaraan serta kinerja keuangan perusahaan hingga kuartal III 2024.
Latar Belakang Public Expose Insidentil
Penghentian sementara perdagangan saham CLAY dilakukan berdasarkan pengumuman BEI No. Peng-SPT-00148/BEI WAS/11-2024 pada 26 November 2024. Langkah ini diambil sebagai bentuk cooling down untuk melindungi investor akibat lonjakan harga saham yang signifikan. Sebagai tindak lanjut, BEI meminta perusahaan untuk menyelenggarakan Public Expose Insidentil guna memberikan informasi yang transparan kepada publik.
Visi, Misi, dan Jaringan Usaha
Nany Adriani menegaskan bahwa CLAY memiliki visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di bidang pengembangan dan investasi properti. Misi perusahaan mencakup:
1. Mencapai standar manajemen yang tinggi dengan mengutamakan kualitas, integritas, dan efisiensi.
2. Mengembangkan jaringan pelanggan untuk mendukung ekspansi usaha.
3. Menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan tingkat pengembalian investasi yang optimal.
Hingga saat ini, CLAY mengelola dua jaringan hotel utama:
– The Stones Hotel, Bali: Hotel bintang lima dengan 307 kamar, memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap pendapatan perusahaan.
– Clay Hotel, Jakarta: Hotel bintang dua dengan 81 kamar, dikelola oleh entitas anak perusahaan, PT Citra Putra Thamrin.
Kinerja Keuangan dan Operasional
Hingga September 2024 (belum diaudit), pendapatan The Stones Hotel mencapai Rp185,32 miliar atau sekitar 83,53% dari total pendapatan tahun 2023. Sementara itu, Clay Hotel mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,19 miliar, setara dengan 81,11% dari capaian tahun sebelumnya.
Dari sisi keuangan, CLAY mencatat:
– Aset: Mengalami penurunan sebesar Rp6,5 miliar, dari Rp567,73 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp561,23 miliar pada September 2024, terutama karena penyusutan aset tetap.
-Liabilitas: Turun sebesar Rp17,81 miliar menjadi Rp543,95 miliar, disebabkan oleh pembayaran utang bank dan penurunan utang pihak berelasi.
– Ekuitas: Naik sebesar Rp11,30 miliar menjadi Rp17,28 miliar, didukung oleh laba bersih yang telah dibukukan.
Total pendapatan perusahaan pada September 2024 mencapai Rp187,52 miliar, naik dari Rp159,78 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Kenaikan ini didorong oleh pemulihan ekonomi serta meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara.
Efisiensi Operasional
Harga pokok penjualan tercatat sebesar Rp88,64 miliar (47,27% dari pendapatan) pada September 2024, lebih efisien dibandingkan September 2023 sebesar Rp81,21 miliar (50,83% dari pendapatan). Hal ini mencerminkan upaya perusahaan dalam mengoptimalkan efisiensi operasional.
Proyek Masa Depan
CLAY saat ini tengah mempersiapkan proyek pembangunan rumah sakit di Pontianak, yang sedang dalam tahap perencanaan ulang sesuai UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 dan standar SNI 2019. Proyek ini ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan.
Analisis Kenaikan Harga Saham
Manajemen CLAY menyebutkan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi lonjakan harga saham, antara lain:
1. Peningkatan pendapatan yang konsisten, dengan pertumbuhan signifikan antara 2023 dan 2024.
2. Kelanjutan proyek strategis seperti pembangunan rumah sakit di Pontianak.
Penutup
Nany Adriani mengakhiri paparan dengan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemegang saham, analis, dan media yang hadir. “Kami berharap informasi ini dapat memberikan kejelasan dan keyakinan kepada para pemangku kepentingan,” tutupnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab untuk membahas lebih lanjut kinerja dan prospek perusahaan.