Lampung Barat –Kegiatan Gas Amal Trail Advanture Way ngison yang di gelar di lapangan Pekon way ngison kecamatan Batu Ketulis kabupaten Lampung barat.Minggu 03 November 2024.
Setelah selesai acara Trai Advanture Way Ngison banyak warga masyarakat yang protes dan mengeluh akibat dampak kerusakan jalan infrastruktur jalan yang sangat diidam-idamkan oleh masyarakat, khususnya bagi warga yang tinggal di pedalaman.
Dampaknya, warga masyarakat di daerah pedalaman mengalami kesulitan transportasi ,karena akses jalan darat yang rusak yang diakibatkan adanya kegiatan Trail Advanture Way Ngison.
Selasa. 05 November 2024.
Ketua Karang taruna pekon Way Ngison Yudi Reliawan Bersama panitia, akhirnya memperbaiki jalan yang menjadi akses utama menuju perkebunan warga, Langkah yang diambil ini sebagai bentuk Rasa tanggung jawab panitia atas dampak kerusakan jalan selama acara berlangsung.
Yudi Reliawan, mengatakan bahwa perbaikan jalan ini merupakan suatu tanggung jawab kami dari karang taruna mau pun panitia penyelenggara apabila ada jalan yang terdampak Rusak.
“Alhamdulillah, perbaikan jalan sudah selesai kita lakukan dan kami atas nama Karang Taruna serta panitia ‘Gas Amal’ mengucapkan permohonan maaf yang sebesar Besar nya Hasil perbaikan jalan ini juga telah kami sampaikan kepada warga, dan mereka memahami situasi yang terjadi,” Terang Yudi.
Selain memperbaiki jalan yang rusak, panitia dan karang taruna juga memberikan sejumlah bantuan kepada rumah ibadah di daerah tersebut sebagai bentuk kontribusi sosial dari kegiatan ini. Bantuan ini diserahkan langsung kepada pengurus rumah ibadah sebagai bagian dari misi kegiatan yang bertujuan tidak hanya untuk hiburan semata, tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.
Kegiatan Gas Amal Trail Advanture Wayngison yang diselenggarakan oleh pengurus Karang Taruna di Pekon Way ngison, Kecamatan Batu ketulis, Kabupaten Lampung Barat, menyisakan kekecewaan di kalangan warga setempat.
Acara tersebut di ikuti 800 peserta dari berbagai komunitas motor trail di Lampung Barat ini awalnya dirancang sebagai kegiatan keagamaan dan sosial. Namun, dampak yang ditinggalkan justru memicu protes dari warga, terutama karena kerusakan jalan yang merupakan akses utama menuju areal perkebunan warga setempat.
Kerusakan parah dilaporkan terjadi di jalur-jalur perkebunan di wilayah Pekon Sukarame, tepatnya di titik-titik seperti Way Haliwang dan Pahiton. Jalan yang semula digunakan sehari-hari oleh warga untuk mengangkut hasil kebun kini rusak berat, dipenuhi lumpur, dan sulit dilewati.