Jakarta,traznews.com Masyarakat Bogor dikenal ramah, sopan, murah senyum dan religius. Mayoritas masyarakatnya suku Sunda yang sangat kental dengan budaya, nilai-nilai kearifan lokal dan etika sosial.
Orang Sunda memiliki pedoman hidup saling menghargai sesama. Mereka pada umumnya ramah senyum, sopan kepada siapa saja termasuk kepada orang yang belum dikenalnya. Seperti istilah “kawas gula eujang peueut” yang memiliki artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih.
Kang Yorda dalam diskusi podcast bersama Pakar Perilaku Sosial Reynaldi Zein tamatan Magister Komunikasi Universitas Indonesia mengungkapkan memiliki kesan yang spesial dengan masyarakat Bogor karena keramahan dan kesantunan yang melekat dengan masyarakat termasuk murah senyum yang menjadi identitas sosial dan populer.
“Jebolan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu menuturkan bahwa ia pernah tinggal di Bogor walaupun saya kelahiran Jakarta. Beberapa tahun silam ketika papa saya mengabdi disana, saya tahu betul karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat. Keramahan dan murah senyum itu sangat melekat dan terngiang-ngiang dalam memori saya, selain kulinernya yang sangat unik dan beragam, ucap Yorda di Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Memang saat ini Bogor mengalami kemajuan signifikan. Namun, dibalik itu ada persoalan yang dihadapi oleh masyarakat yakni masalah kemacetan. Kedepannya, kebijakan publik dan produk regulasi harus adaptif dengan situasi masyarakat khususnya dalam mengatasi dan mengurai kemacetan. Dibutuhkan sistem transportasi yang terintegrasi untuk mendukung mobilitas dan produktivitas masyarakat.
Selain itu, potensi kuliner Bogor yang unik dan beragam itu perlu ditingkatkan lagi. Inovasi dan kreativitas menjadi jalan untuk mewujudkannya. Untuk itu, kreativitas dan kapasitas kaum mudanya harus diberdayakan dan ditingkatkan lagi. Anak-anak muda harus menjadi pelaku dan motor penggerak ekonomi kreatif termasuk kuliner.