CEPI dan Bio Farma Berkolaborasi untuk Mendorong Percepatan Produksi Vaksin untuk Kawasan Global South 

Penulis :

Team redaksi

JAKARTA,traznews.com

 

20 September 2023, Bio Farma, didukung CEPI, berencana untuk menerapkan platform teknologi terbaru mRNA dan viral vector yang merupakan metode respon cepat dalam produksi vaksin dengan total investasi sampai dengan sebesar USD 15.000.000,.

 

Kolaborasi ini akan meningkatkan akses vaksin yang lebih merata yang diperlukan untuk penganggulangan pandemik dan kejadian luar biasa dengan percepatan pasokan dosis vaksin di kawasan Global South 19 September 2023; OSLO, Norwegia dan BANDUNG, Indonesia: Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Bio Farma telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk 10 tahun mendatang untuk percepatan penanggulangan pandemi.

 

 

Kerjasama ini akan menghadirkan teknologi produksi vaksin terkini yaitu viral vector dan mRNA ke Indonesia dan kawasan ASEAN; serta mendukung ketersediaan produk dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin untuk memasok negara-negara di kawasan Global South pada kondisi wabah di masa mendatang dan menanggulangi ketidakmerataan akses terhadap vaksin seperti yang terjadi selama pandemic Covid-19.

 

Saat ini, Bio Farma menjadi anggota terbaru jaringan produsen vaksin yang didukung oleh CEPI yang berbasis di Kawasan Global South. Salah satu tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dalam produksi vaksin untuk penanggulangan ancaman kejadian luar biasa dan pandemi sekurang-kurangnya dalam waktu 100 hari. Bio Farma memiliki pengalaman yang luas di bidang produksi vaksin, dimana beberapa produk Bio Farma telah mendapatkan prakualifikasi dari WHO. CEPI akan menyediakan investasi awal sampai dengan sebesar USD. 15.000.000,- untuk meningkatkan kapabilitas produksi vaksin yang lebih beragam, mendukung implementasi teknologi mRNA dan viral vector di fasilitas Bio Farma untuk pertama kalinya. Produk vaksin viral vector dan mRNA akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam produksi vaksin untuk melawan ancaman virus baru. Selain CEPI, Pemerintah Indonesia juga turut serta dalam investasi pada program ini.

 

Melalui kerjasama ini, Bio Farma akan memiliki fasilitas laboratorium bioprocess yang akan digunakan untuk pengembangan dan pengujian teknologi vaksin mRNA dan viral vector. Bio Farma juga akan menerapkan sistem Good Manufacturing Practices (GMP) pada fasilitas yang digunakan untuk produksi vaksin yang akan digunakan pada iji Klinis Fase-2 dan fase 3 dan untuk keperluan produksi komersial terbatas,

Bacaan menarik :  Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakut Diminta Tindak Rekanan Pencuri Listrik PLN

 

Ketika fasilitas tersebut sudah beroperasi penuh, Bio Farma akan mampu memasok vaksin mRNA dan viral vector untuk menanggulangi berbagai macam jenis kejadian luar biasa dalam rentang waktu yang relatif singkat, yakni dalam 100 hari sejak patogen virus baru teridentifikasi. Fasilitas produksi terbaru tersebut akan menjadi kunci penting bagi kesuksesan Misi 100 Hari CEPI (CEPI‘s 100 Days Mission) yang didukung oleh negara G7 dan G20 yang bertujuan untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pengembangan vaksin yang aman, efektif saat kejadian luar biasa dan dapat diakses oleh banyak kelompok di belahan penjuru dunia.

 

Dr. Richard Hatchett, CEO CEPI menyampaikan :“Dunia harus mampu merespon dengan cepat dan adil jika kita ingin mengurangi kejadian luar biasa (wabah) di masa datang yang berpotensi menjadi pandemi Kerjasama kami dengan Bio Farma akan memberikan kontribusi baru terhadap tujuan tersebut dengan cara mengembangkan fasilitas kelas dunia yang dimiliki oleh Bio Farma dengan teknologi produksi terbaru yakni, vaksin mRNA dan viral vector yang dapat diproduksi massal dalam rentang 100 hari sejak patogen virus teridentifikasi. Lebih penting lagi, kapabilitas dalam memproduksi vaksin mRNA yang diterapkan melalui kerjasama ini dapat memberikan percepatan dan keadilan akses vaksin bagi negara-negara di kawasan ASEAN Ketika menghadapi ancaman wabah.

 

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya mengatakan “Tanpa diragukan lagi, kolaborasi antara Bio Farma dan CEPI akan meningkatkan kapabilitas industri yang berada di wilayah negara berkembang untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi munculnya pandemi. Kolaborasi ini merupakan salah satu pencapaian bagi Bio Farma dalam rangka berkontribusi pada kesehatan dunia, dan memberi kemudahan akses produk vaksin di masa sulit seperti pandemi, khususnya di kawasan ASEAN. Dengan adanya penggabungan dua kekuatan ini, kami mampu untuk melebarkan sayap layanan kami dalam rangka penanganan kebutuhan global terkait produk life science, menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan, dan memitigasi krisis yang mungkin datang. Kami sambut kerjasama ini dengan semangat baik, dan kami siap untuk meraih dan mengoptimalkan setiap kesempatan dalam menghadapi tantangan sesuai tujuan kami dalam meningkatkan kualitas hidup”.

Bacaan menarik :  Founder Yayasan Syariah Hardjuno Wiwoho Buka Dua Unit UMKM

 

Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin menyambut baik pencapaian yang diraih CEPI dan Bio Farma, “Kami menyadari pentingnya diadakan kerjasama ini. Kerjasama dengan CEPI akan meningkatkan kontribusi Indonesia terhadap ketahanan pasokan dan kemandirian vaksin di kawasan ASEAN dan Global South. Kerjasama ini dapat mendorong pengadaan vaksin yang cepat dan efisien untuk penanggulangan pandemic di masa yang akan datang.

 

Sejalan dengan itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lucia Rizka Andalucia menyampaikan, “Bio Farma telah menjadi salah satu pemain penting dalam memerangi penyakit menular dengan penyediaan produksi vaksin untuk kebutuhan dalam dan luar negeri. Kerjasama ini diharapkan dapat dikembangkan dan menjadi kesempatan untuk Bio Farma dalam memperkuat kapabilitas riset dan produksinya dalam rangka menjalankan peran sebagai supplier produk vaksin di tingkat global.”

 

Kunci Memerangi Kesenjangan Akses Produk Vaksin dengan Diversifikasi Produsen Vaksin di Tingkat Global

 

Menurut studi yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Nature pada Oktober 2022 menunjukan jika vaksin Covid-19 dapat dibagikan secara lebih merata, 295,8 juta kasus tertular serta 1,3 juta kematian dapat dicegah diseluruh penjuru dunia. Salah satu alasan utama dibalik adanya kesenjangan akses produk tersebut adalah, konsentrasi industri produksi vaksin yang terpusat di negara dengan pendapatan tinggi dan/atau negara dengan penduduk terbanyak. Hal ini mengakibatkan negara di kawasan Global South dimana mayoritas negara tersebut memiliki keterbatasan pada aspek produksi vaksin, mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses vaksin Covid-19, bahkan untuk golongan rentan yang berisiko tinggi.

 

Pengembangan dan diversifikasi produsen vaksin di dunia, terutama di kawasan yang memiliki kesenjangan akses pada produk vaksin, merupakan salah satu tujuan utama dari CEPI dalam pemerataan akses life-saving vaksin, hal ini sangat penting dalam keberhasilan Misi 100 Hari CEPI.

Bacaan menarik :  KONGRES ANAK INDONESIA "ANAK SEHAT DAN BERDAYA INDONESIA KUAT"

 

CEPI membangun jaringan produsen vaksin di negara-negara Global South, terutama memberikan kemudahan akses pada daerah-daerah yang berisiko tinggi terkena wabah penyakit. CEPI memprioritaskan dan memberi fokus khusus pada lokasi-lokasi yang memiliki kedekatan dengan patogen prioritas CEPI (Chikungunya, Ebola, Demam Lassa, MERS-CoV, Virus Nipah, Demam Rift Valley).

 

Produsen vaksin yang bergabung dengan jaringan manufaktur vaksin global CEPI akan menjadi mitra produksi pilihan atau prioritas bagi para pengembang vaksin yang didukung oleh CEPI. Pada situasi terjadi wabah atau pandemi, para pengembang tersebut dapat dengan cepat melakukan transfer teknologi ke produsen yang telah dipilih atau diprioritaskan sebelumnya dengan keahlian, teknologi, dan posisi geografis yang optimal untuk memungkinkan produksi yang cepat dan distribusi vaksin yang merata ke populasi yang terkena dampak pandemi.

 

Bio Farma merupakan anggota pertama dari jaringan produsen CEPI yang berbasis di kawasan ASEAN. Mitra yang telah tergabung termasuk Aspen dari Afrika Selatan yang menandatangani perjanjian pendanaan dengan CEPI pada bulan Desember 2022 untuk mendukung kemampuan perusahaan dalam memproduksi vaksin rutin dan vaksin wabah untuk Afrika; dan Institut Pasteur de Dakar (IPD) di Senegal yang bergabung dengan jaringan ini pada bulan Januari 2023 di bawah perjanjian untuk memperluas kemampuan organisasi dalam memproduksi vaksin rutin dan vaksin wabah dengan berbagai teknologi. Saat ini, CEPI sedang berdiskusi secara aktif dengan produsen vaksin lain di kawasan Global South untuk dapat bergabung dengan jaringan ini dan akan mengumumkan hal ini dalam waktu dekat.

Bagikan postingan
Polri Turunkan 450 Personel Amankan DWP 2024
0
Pemerintahan presiden Prabowo Subianto Mesti Focus Terkait Pelayanan Publik Dalam Hal Keadilan Dan HAM Juga Penyelamatan Aset Negara
0
Polres Metro Bekasi Kota Musnahkan 1 Kg Lebih Sabu, Dukung Program Astacita Presiden Dalam Memberantas Narkoba
0
Bidhumas Polda Metro Jaya Gelar Latkatpuan Kehumasan, Kenalkan Portal Humas Polri
0
DIALOG PUBLIK DAN PENGUATAN INTEGRASI SOSIAL PASCA PILKADA 2024 DI JAWA BARAT
0
Ngopi Kamtibmas Polsek Kawasan Kali Baru untuk Kamtibmas Dan Colling System
0
Diduga Hendak Tawuran, 13 Remaja Konvoi Bawa Sajam diamankan Tim patroli perintis Presisi Polres Metro Jakarta Barat
0
PLB Banyak Terima Laporan Dari Masyarakat Terkait Dana Desa di Lampung Barat Diduga Ada Beberapa Pekon Memarkup Anggaran dan Melakukan Kegiatan Fiktif
0
LPKNI Banten Ajukan Permohonan ke Bank BNI Terkait Konsumen yang Kepailitan Bayar Hutang 
0
Peratin Batu Kebayan Murtoyo Berikan Reaksi, Atas Pemberitaan Aparaturnya Yang Diduga Malas Malasan Ngantor
0
Bus Angkut 8 Orang Masuk Jurang dan Terbakar di Pesisir Barat, 3 Orang Meninggal Dunia
0
Kasatlantas Polres Lampung Barat Iptu. Syamsi Rizal: Lakalantas Truck Vs Toyota Vios di Giham Sukamaju Diduga Akibat Rem Blong.
0
Terimakasih Atas Kunjungannya!!!