KUDUS, TRAZNEWS.COM – Sebanyak 4.929 orang dari 90 desa yang ada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengikuti tes secara serempak dengan model tes berbasis komputer atau computer assisted test (CAT) maupun lembar jawab. Selasa, 14 Februari 2023.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus Adi Sadhono di Kudus, mengungkapkan dari ribuan peserta tes seleksi perangkat desa yang digelar secara serempak hari Selasa untuk sesi pertama yang dimulai pukul 08.00 WIB berjalan lancar dan tidak ada laporan kendala jaringan internet maupun perangkat laptopnya.
“Tes seleksi mayoritas model CAT, sedangkan yang menggunakan lembar jawab komputer (LJK) hanya satu desa, yakni Desa Ngembalrejo bekerja sama dengan Politeknik Negeri Semarang, pelaksanaan tes di IAIN Kudus,” ujarnya.
Dari 90 desa yang menyelenggarakan seleksi perangkat desa, kata dia, satu desa diantaranya menyelenggarakan tes seleksi di Semarang, di Kampus Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag). Sedangkan desa lainnya di Kabupaten Kudus yang tersebar di enam tempat di antaranya di SMA 1 Kudus, SMP 1 Kudus, SMP 3 Kudus, SMP 5 Kudus, IAIN Kudus, dan Graha Mustika Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus.
Sementara perguruan tinggi yang digandeng untuk menyelenggarakan tes seleksi perangkat desa dengan 252 formasi dari 90 desa yang ada di Kabupaten Kudus.
Ada lima perguruan tinggi, yakni Politeknik Negeri Semarang, Universitas Stikubank, Universitas Tujuh Belas Agustus, Universitas Jenderal Soedirman, dan Universitas Padjajaran.
Adi Sadono juga menjelaskan, bahwa peserta seleksi perangkat desa di Kudus yang lolos ada regulasinya. Peserta dengan nilai tertinggi akan mengisi formasi perangkat desa yang disiapkan.
“Ribuan peserta yang mendapatkan nilai tertinggi langsung lolos menjadi perangkat desa”, pungkasnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana Elen Puspitasari dari Universitas Stikubank mengungkapkan, awal mula kami dapat undangan dari PMD Kudus untuk memberikan paparan penyelenggaraan pengisian perangkat desa dengan metode computer assisted test (CAT).
“Keunggulan metode CAT itu mulai pendaftaran atau registrasi, sampai dengan memastikan peserta, pindai wajah, membuat pin sendiri, jadi sistem CAT itu betul-betul transparan dan dapat disaksikan langsung live Skoring, live Streming”, ungkapnya.
Dalam persiapan memang kami tidak bisa dalam waktu yang cepat. Namun kami sudah punya pengalaman dalam pengisian perangkat desa di Kabupaten yang lain.
“Jadi dalam kegiatan penyelenggaraan pengisian perangkat desa menyesuaikan waktu yang telah ditentukan, sehingga pada hari ini Al-Hamdulillah berjalan dengan aman dan lanjar”, tambahnya.
Untuk sesi pertama peserta tes seleksi perangkat desa yang berlangsung di Graha Mustika Getas Pejaten Kudus berjalan dengan lancar.
“Alhamdulillah tidak ada kendala jaringan internet maupun perangkat laptop karena peserta tes seleksi sesi pertama, kedua sudah selesai, kini dilanjutkan untuk peserta sesi yang ketiga”, tegasnya.
Jumlah peserta tes seleksi dari 10 desa yang bekerja sama dengan Universitas Stikubank ada 420 peserta yang akan memperebutkan 22 formasi.
“Yang ikut seleksi di Graha Mustika Getas Pejaten ada Desa Purworejo, Dersalam, Peganjaran, Karang Bener, Burikan, Kramat, Rendeng, Nganguk, Mlati Lor, dan Tanjung Rejo”, pungkasnya.
Ditempat terpisah, Fathir salah satu peserta tes seleksi yang berada DI SMP 1 Kudus, asal dari Desa Pasuruan Kidul Kecamatan Jati yang mendaftar di Desa Gamong Kecamatan Kaliwungu mengakui sudah mempersiapkan diri mengikuti tes seleksi perangkat desa dengan model CAT, agar bisa lolos menjadi kaur tata usaha dan umum di desa tersebut.
“Sehari sebelumnya sudah melakukan latihan tes dengan CAT sehingga tidak perlu khawatir kesulitan. Materi ujian sudah disiapkan karena sebelumnya belajar berbagai materi mulai dari materi umum, seperti pengetahuan umum, matematika, Bahasa Indonesia, materi khusus terkait ketentuan pemerintah desa, dan tugas pokok dan fungsinya,” ujarnya.
Untuk masalah pendaftaran di Desa Gamong, dirinya mengakui tidak masalah jika nanti lolos seleksi harus pindah menjadi warga Desa Gamong, karena hal tersebut merupakan aturan yang berlaku. Untuk soal tes tidak ada kendala masalah jaringan. Semuanya berjalan dengan lancar.
“Di Desa Pasuruan Kidul tidak ada tes seleksi perangkat desa, maka saya daftar ke Desa Gamong, untuk soal tes tadi dikasih waktu 90 menit untuk menyelesaikan beberapa soal”, ujarnya.