Jakarta,traznews.com PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (IDX: TELE) memandang tahun 2022 menjadi tahun pertumbuhan seiring dengan mereda pander covid-19 dan perbaikan ekonomi nasional. Beberapa langkah telah
disiapkan untuk kembali ke jalur pertumbuhan berkuliaats .
Corporate Secretary, Semuel Kurniawan menjelaskan, perseroan akan fokus menata kembali bisnis, setelah dicapainya kesepakatan damai dengan kreditur dan obligor sehingga kembali mendapat kepercayan konsumen dan mitar usaha.
“Kami akan kembali tumbuh dengan tiga fokus utama yang telah ditekuni dan berpeluang mengungkit kinerja perseroan tahun ini dan masa yang akan datang.” kata dia kepada media, Kamis(30/6/2022.
Ia merinci, tiga fokus utama itu terdiri dari Bisnis voucher dan kartu perdana merupakan kegiatan usaha utama Perseroran yang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 90%. Perseroan mendistribusikan voucher
dari operator Telkomsel
Pokus kedua, Distribusi Token Listrik PLN, hal itu dimulai dengan telah ditunjuk perseroan sebagai distributor tunggal penjualan Token Listrik
PLN oleh PT Lintas selaku mitra PLN.
“ Kami akan menambah mitra mitra untuk menjuai token fistrik PLN,”
tegas Semuel
Fokus ketiga, Perseroan telah dinyatakan lulus secara teknis untuk menjadi layanan switching Telkomsel. Dan sedang dalam tahap final pembicaraan dengan Mitra — mitra.
“Sudah ada beberapa calon mitra chanel yang bersedia menjadi mitra chanel TELE dan Saat ini masih menunggu surat persetujuan pengalihan yang di ajukan oleh mitra chanel kepada TELE,” jelas dia.
Ia menilai strategi perseroan dalam menghadapi tantangan bisnis telah memperlihatkan hasilnya. Hal itu dapat dilihat dari kinerja keuangan kuartal I 2022, dari sisi pendapatan terdapat lonjakan 157 persen menjadi Rp744,5 miliar dibandingkan kuartal 1 2021 sebesar Rp289,8 miliar. Pendapatan itu ditopang penjualan voucher sebesar Rp743,37
miliar, atau 99,9 persen dari total pendapatan kuartal I 2022.
Seiring dengan peningkatan penjualan, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp755,2 miliar. Sedangkan rugi usaha dapat ditekan
menjadi Rp10,71 miliar dibandingkan kuartal I 2021 rugi usaha mencapai
Rp14,3 miliar. Adapun rugi bersih dapat ditekan menjadi Rp20 miliar pada
akhir 2022, sedangkan akhir kaurtal I 2021 masih sebesar Rp22,9 miliar. Semetara aset mengalami perubahan menjadi Rp207 miliar, karena liabilitas jangak pendek turun menjadi Rp278,6 miliar,dari posisi Rp283,5 miliar pada akhir Desember 2021