Jember, Traznews.com – Sebut saja mas Pur salah satu pedagang kopi
bernama lengkap Yudi purdiyanto. Bukan pedagang biasa namun beliau berjasa dalam dunia pendidikan sebuah MI di wilayah lereng gunung Argopuro, tepatnya di dusun Bedahan Jerit, desa Curahkalong kecamatan Bangsalsari, Jember kurang lebihnya sekitar tahun 2009 hingga tahun 2013.
Sekitar tahun 2009 berdirilah MI Bustanul Ulum Curahkalong yang sekarang menjadi MI Bustanul Ulum Curahkalong Vl. Diawal berdiri yakni dilahan Waqaf yang diberikan oleh keluarga H. Suparman seorang dermawan di wilayah tersebut.
Saat itu Sekolah tersebut belum mendapatkan BOS Madrasah seperti saat ini, banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya saat itu ijin masih dalam proses, sedangkan sekolah masih menginduk pada MI Bustanul Curahkalong yang berada di sebuah ponpes.
Tentunya tidak ada gaji bagi para guru dimana para guru, merupakan penduduk asli wilayah tersebut, namun beberapa guru berasal dari wilayah Sukorejo, Bangsalsari Jember, yakni Yudi Purdiyanto, dan Gatot Wibisono sebagai senior, Ahmad Sofyan, dan Catur Teguh Wiyono Kabiro rilisfakta Jember menjadi salah satu pemeran dalam kisah nyata ini.
Perjuangan yang sangat luar biasa dilakukan oleh dewan guru dimana para dewan guru merupakan penduduk asli, baik tenaga, pikiran, maupun pendanaan bersama masyarakat yang saat itu dibantu oleh seorang komite sekolah yang sangat aktif, yakni bapak Suparmin.
Suasana kekeluargaan dijalin tiap harinya, dimana Suparmin, dan beberapa masyarakat tiap hari mengantarkan senampan camilan dan seduhan kopi, serta teh untuk dewan guru, yang mungkin hari ini sudah menjadi kenangan indah yang sulit untuk ditemui.
Tidak ada dewan guru yang mengeluh gaji, bahkan tidak pernah memperhitungkan jam untuk mendidik dan mengajar para murid.
Sebut saja pak Joyo, Marsi, Yunita, Sarito, dan beberapa lainya sangat gigih memperjuangkan MI tersebut, bahkan tanpa gaji sekalipun.
Ditambah perjuangan Ahmad Sofyan yang harus bolak balik mengajar dan kuliah di Ikip Jember, Gatot Wibisono yang mengajar sekaligus membawa keripik tales untuk memenuhi kebutuhan bensin, serta keluarganya, Catur Teguh yang berjalan kaki 13 km tiap hari karena memang tidak memiliki motor, dan Yudi Purdiyanto sendiri dimana beliau dengan keadaan sakit saat itu harus mengajar murid sekaligus membimbing para guru yang mengajar di MI tersebut.
Hampir tiap jam pulang sekolah Yudi Purdiyanto membimbing para guru, untuk senantiasa menggunakan pakem yang beliau dapat dari SPG saat masih menempuh pendidikan.
“Seorang guru harus memiliki tiga prinsip dasar, yakni guru harus mempunyai jiwa guru, guru harus mempunyai ilmu dasar guru, dan terakhir harus mempunyai kemauan menjadi guru”.
“Seorang guru memiliki RPP dimana mengajar siswa tidak harus ditekan, namun bagaiman Indikator, tujuan pembelajaran terutama pendidikan karakter ada pada anak”.
“Bila menghukum, berilah hukuman yang berkarakter, jangan pernah menghukum siswa untuk tidak ikut pelajaran, sebab itu hanya menyenangkan hati siswa untuk malas,” begitulah beliau menggembleng dewan guru saat itu.
Namun sekarang MI tersebut sudah dikelola oleh putra daerah yakni Rudi sebagai kepala sekolah dan dewan guru senior, serta beberapa guru baru, tidak lupa alumni yang menjadi guru ditempat tersebut turut memperkuat jalanya MI tersebut.
Saat ditemui awak media di warung miliknya Yudi Purdiyanto berpesan melalui tulisan ini.
“Saya sering tanya pada setiap warga yang lewat, bahkan pada Catur sekalipun bagaimana keadaan sekolah sekarang. Saya sangat rindu pada kenangan saat itu dimana kita dewan guru menjadi keluarga, bahkan yang awalnya bukan saudara menjadi saudara. Saya berharap MI Bustanul Ulum Curahkalong Vl selalu menjadi cahaya bagi sekitarnya,” ungkapnya.
“Jangan khawatir, Allah Swt pasti mencukupi, bila kita niatkan ibadah di jalan pendidikan,” tambahnya.
” Saya harap media rilisfakta tidak meninggalkan sesuatu yang banyak ditinggal oleh media lainya, yakni angkat prestasi warga yang tidak nampak agar dibaca oleh pemerintah, sebab itu merupakan bentuk ibadah seorang jurnalis,” pungkasnya.
Kabiro: Aji Haris