JAKARTA ,traznews.com
Posko Negarawan mengundang 45 tokoh nasional untuk menyampaikan “pesan kebijakan negarawan” agar kita bisa hidup dalam negara tanpa duabelas kerusakan, Minggu (12/3/2023) Proklamasi Menteng Jakarta.
12 Kerusakan tersebut adalah:
1)Tanpa Korupsi, 2)Tanpa Kolusi, 3)Tanpa Nepotisme, 4)Tanpa Kemiskinan, 5)Tanpa Kesenjangan,
6)Tanpa Kesakitan, 7)Tanpa Amoralisme, 8)Tanpa Kebodohan, 9)Tanpa Penjajahan, 10)Tanpa
Kerakusan, 11)Tanpa Pengkhianatan, 12)Tanpa Penipuan.
Pesan Kebijakan Negarawan ini sangat penting karena kita hidup di tahun kegentingan nasional.
Genting karena kita menghadapi dua jenis eksploitasi, “explotation der l’homme par l’homme” (exploitasi oleh manusia atas manusia) dan “exploitation der l’nation par l’nation” (explotasi oleh bangsa atas bangsa).
Menghadapinya, kita memerlukan kesadaran dan kewaspadaan nasional yang sudah mulai berkurang.
Inilah alarm dari peristiwa vivere pericoloso (zaman penting dan genting) karena kehidupan negara Indonesia mestinya berjalan ke arah lebih baik, lebih manusiawi, lebih adil, lebih sentosa, lebih spiritualis. Dalam logika peningkatan kapasitas kenegaraan inilah kegiatan penting serta dahsyat kami kerjakan agar cita-cita proklamasi makin nyata dalam kenegaraan kita.
Tentu, agar menjadi kebaikan dan keindahan bersama serta menyemesta.
Kegiatan ini nantinya akan dikawal oleh pasukan kaum muda berjumlah tujuh belas, diarsiteki oleh delapan pemikir-penulis, dikerjakan pada sebelas Maret (seperti supersemar), di Museum Penyusunan Naskah Proklamasi Menteng Jakarta, pada hari Sabtu yang ceria, tepat pukul 11.00Wib. Semoga alam restu.
Pertanyaan Pesan Kebijakan Negarawan sebagai berikut,
Menyikapi dengan bijak berbagai perkembangan SAPTA GATRA,
IPOLEKSOSHUMBUDHANKAM (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Hukum, Budaya,
Pertahanan-Keamanan) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tahun 2023, serta perkembangan pada tahun-tahun berikutnya, kita memerlukan kewaspadaan tinggi dengan
mawas diri, baik ke dalam maupun ke luar dalam berbagai pokok permasalahan pada bidang:
1). Ideologi.
Kini ideologi Pancasila dan Konstitusi menghadapi tantangan kewaspadaan dengan maraknya kembali ideologi ekstrim khilafah dan komunis serta gerak-politik kelompok oligark
yang rakus.
2). Politik.
Tahun politik 2023, NKRI menghadapi tantangan kewaspadaan, pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa, karena maraknya tuduhan politik indentitas yang menebarkan devide et
impera (memecah belah dan mengadu domba).
3). Ekonomi.
Kondisi ekonomi nasional tahun 2023 semakin suram ditambah kesenjangan sosial ekonomi semakin lebar, beban hutang yang semakin memberatkan yang belum ada jalan
penyelesaian tepat dan strategis.
4). Sosial.
Kondisi permasalahan sosial yang dapat mengarah ke konflik sosial, karena dipicu dari lemahnya ideologi, perbedaan pilihan politik, kesenjangan ekonomi dan lemahnya penegakkan hukum.
5). Hukum.
Sebagai negara hukum, supremasi hukum belum dapat ditegakkan dengan adil dan benar. Maraknya korupsi sebagai indikasi lemahnya hukum di Indonesia; kurangnya keadilan
hukum bagi masyarakat yang membuktikan lebih tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas.
6). Budaya.
Terkikisnya budaya bangsa yang mengedepankan sifat gotong-royong, rasa saling menghormati dan menghargai sebagai sesama anak bangsa.
7). Pertahanan-Keamanan.
Pertahanan keamanan nasional kini melemah, karena dipicu dari
permasalahan lemahnya ideologi, politik, ekonomi, sosial, hukum dan budaya, invasi asimetrik terselubung dari pihak eksternal, serta defisit pengetahuan konflik geo-politik.
Maka, Atas Berkah Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, kami yang bersama dalam Forum Kebijakan Negarawan memberikan Pesan Kebijakan Negarawan Sapta Gatra kepada Bapak
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia sebagai berikut:
PESAN KEBIJAKAN NEGARAWAN SAPTA GATRA
1). Melaksanakan dan mengamalkan dasar negara Pancasila dan UUD1945 yang asli dengan sungguh- sungguh, tanpa khianat serta bertanggung-jawab.
2). Mencegah politik devide et impera (memecah belah dan mengadu domba) sesama anak bangsa.
3). Mencari jalan keluar dari permasalahan ekonomi nasional, serta tidak menambah beban hutang negara dengan mengedepankan pembangunan yang strategis, subtantif, tepat guna dan
tepat sasaran.
4). Memperkuat benteng pengamanan sosial di berbagai bidang: ideologi, politik, ekonomi, sosial, hukum, budaya dan pertahanan-keamanan.
5). Menegakkan supremasi hukum dengan seadil-adilnya, dengan memihak yang lemah dan membuat undang-undang yang melindungi segenap wargabangsa dan seluruh tanah tumpah
darah Indonesia serta bertanggung jawab dalam melaksanakannya.
6). Memperkuat tradisi, adat, kearifan lokal serta pemikiran-pemikiran budaya yang dapat menciptakan situasi untuk bersatu dan harmonis sebagai sesama anak bangsa.
7). Memperkuat pertahanan-keamanan dengan cara memperkuat benteng ideologi, benteng politik, benteng ekonomi, benteng sosial, benteng hukum dan benteng budaya serta benteng pertahanan, sebagai benteng pertahanan-keamanan negara dalam menghadapi konflik geopolitik
regional dan internasional.
Demikian isi Pesan Kebijakan Negarawan Sapta Gatra, yang kami tujukan kepada Bapak Joko
Widodo, sebagai Presiden Republik Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, selalu memberikan rahmat dan karuninya kepada bangsa Indonesia.***