Jakarta, traznews.com
Jakarta, 27 Juni 2022 – Dalam Rangka Bulan Bhakti Pancasila, Srikandi Nusantara bersama Kedaton Nusantara dan FKPPA menyelenggarakan Sarasehan Warisan Nusantara dengan tema : “Energi Budaya Pemersatu Bangsa” yang disekenggarakan di Gedung Juang 45, Menteng Raya Jakarta pada hari Senin, 27 Juni 2022.
Adapun dalam acara Sarehan Warisan Nusantara ini hadir dalam undangan sebagai Pembicara Prof. Dr. Bambang Wibawarta (Narasumber Pamungkas), PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat, Dr. Safari Ans , Ferdinand T. Kapoh, Dra. Elly Yuniarti Ms (Ketum Srikandi Nusantara), Boki Ratu Nita Budhi Susanti, (anggota DPR RI 2009 – 2014, dan anggota DPD-RI 2004 – 2009)
Muslil Siregar , SE , Ketum Fkppi ( Forum Keluarga Paranormal Penyembuh Alternatif Indonesia).
Boki Ratu Nita Budhi Susanti, (anggota DPR RI 2009 – 2014, dan anggota DPD-RI 2004 – 2009) yang hadir sebagai undangan di acara Sarasehan Warisan Nusantara Memberikan wawancara di hadapan media elektronik, “Dengan adanya acara ini sebenarnya tidak cukup untuk mengupas, menuntas, tentang sejarah bangsa Indonesia ini, dan juga bagaimana menganalisa dan menyikapi semua persoalan negara ini, tidak cukup sehari atau dua hari tentunya kita harus bisa menggali menggali dan kemudian harus berbicara kemudian juga kita harus berkordinasi dengan Smua pihak dan pemerintah dengan partai politik dengan semua institusi yang terkait
Tapi secara keseluruhan saya melihat bahwa harta bangsa Indonesia itu memang luar biasa, boleh di bilang untuk kebutuhan dunia pun harta Indonesia sangat lebih dari cukup, hanya saat ini kita semua sama sama perihatin, pemiliknya ini orang Indonesia bener apa gak, dimana mana memang aturan maen seorang investor tentunya akan menguasai tertinggi dari pada aset dari dunia usahanya itu atau seumber daya alam di Indonesia.
Nah sekarang seharusnya ini pintar pintar aja harus di lakukan oleh bangsa dan negara ini, pemerintah kemudian dengan kepala daerah, kepala partai politik harus sama sama memiliki jiwa nasionalis, harus memiliki dasar komunikasi yang baik dan kami kira yang baik, bagaimana mengira menyelamatkan bangsa dan negara ini supaya kita jadi tuan di negara kita sendiri.
Kami di sini para pemantu adat hanya mengingatkan kita tidak ingin negara kedepan menjadi negara kerajaan tidak perlu kita sudah sepakat untuk mengakui adanya kedaulatan bangsa Indonesia ini dengan NKRI, tapi paling tidak perhatikanlah budaya dan adat, dan hak hak yang merupakan hak hak masyarakat adat itu berharap di perhatikan jangan sampe budaya asli ini hilang rata rata kalo misalnya udah ada investor supaya adatnya ini gak jalan, dan supaya gak berontak malah di singgikan pelan pelan budaya dan adatnya dikikis.
Dengan Sagala macam inter inter politik dan sangat di sayangkan kaloseandainya partai politik sendiri yang saya bilang, mau partai politik, maupun juga nanti para kepala daerah kalo seandainya tidak memiliki jiwa nasionalis dan gak memilik jiwa kepemilikan budaya dan terhadap adat itu sendiri repot kita sama samalah kita gak menolak adanya investasi di Indonesia di daerah, tapi pembagianya inilah yang kita harus di tanyakan, sekalipun adanya investasi di sana misalnya kayu atau apa, tapi harus ada kontribusi untuk masyarakat adatnya itu yang saya inginkan dan itu harapkan semuanya paling tidak ada di baginya nyata walaupun mereka memiliki CSR dan ada sekian persen mereka mensisikan biasanya, tetapi nah CSR ini transparan atau tidak gitukan kadangkala para kepala daerah atau mungkin oknum oknum tertentu tapi kita gak menyebut oknum oknum itu, tapi beberapa oknum mungkin sengaja yang seharusnya itu ada hak untuk masyarakat adat tapi itu tidak di alokasikan sebagaimana mestinya.
Surat surat yang berharga katanya di simpan UBS dan lempengan lempeng yang kono katanya, itu katanya Emas padahal saya cek itu Kuningan dan itu ada lambangnya ” Ir . Seokarno” dan itu tidak hanya di Maluku Utara aja dan itu kita temukan di beberapa daerah bener gak sih gitu kan dan saya gak mengerti apakah ini betul betul nilai sejarah yang usianya sekian ratus tahun yang lalu memang sengaja, atau ini memang ada sengaja kenangan politik tertentu yang kita gak tau ini.
Sebenarnya ini tujuannya apa lalu di bilang ada hartanya Sukarno yang ada di luar negeri coba ada gak sih, dan katanya ada aset aset yang di miliki para raja sultan se-nusantara sampe di sampe di kejar ke beberapa negara, dan mohon maaf akhirnya di jadikan ngamen loh, dan ini ada surat berharga saya harus ke Singapore, ke Swiss dan harus ke sini, tapi saya harus ada uangnya nih ahirnya di jadikan ngamen, nah inilah anak anak kami orang orang, hal ini membuat rancu tapi saya sudah pernah nanya, tapi dlu saya di komisi 11 dan saya nanya ke bang Rul sebetulnya tidak ada, tapi kalo mau kaya cari duit yang biasa aja.
Saya berharap tentunya semua yang terkait pemerintah kemudian juga elit politik dan masyarakat adatnya sendiri dan jangan tinggalkanlah budaya sendiri, dan Bung Karno juga bilang jas merah, jangan tinggalkan sejarah karena kita lahir dan besar itu dari sejarah kita, dan tidak ada seunik sekaya, seluhur, semulia seperti bangsa Indonesia kita ini negara terkaya di dunia, dengan kekayaan alamnya, dengan kekayaan budayanya, dan saya sudah meneliti dari beberapa negara yang saya kunjungi sepertinya hanya Indonesia yang memiliki beragam kain kain batik, songket, itu hanya Indonesia yang luar biasa yang tentunya boleh di bilng Indonesia ini sangat bangga, dan terkadang negara luar aja bisa bikin di indonesia dan bikinya di Tasik seolah olah dan biayanya lebih murah, lalu kain songket juga bikin di Indonesia ada negara negara Laen dengan design yang bagus, tapi mau di bayar murah, baru baru ini aja batik baru milik Indonesia,” tutupnya.